“Guru Maya”
Tahun
2020 adalah tahun yang berat. Berawal dari informasi di segala penjuru bumi
bahwa telah tersebar wabah virus yang sangat berbahaya bagi manusia yaitu wabah
virus corona yang saat ini tenar dengan sebutan covid-19, secara serentak semua
aktifitas masyarakat dihentikan sementara baik dalam lingkup perkantoran,
masyarakat umum maupun lingkup pendidikan.
Kebingungan melanda semua lapisan masyarakat begitu juga denganku. Aku adalah salah seorang guru di sebuah Sekolah Dasar di Kota Surabaya dan kebetulan di tahun ini aku mengajar kelas V. Dengan situasi yang mengkhawatirkan akan terpapar virus jika sekolah tetap dilaksanakan dengan tatap muka di sekolah maka seluruh sekolah di rubah system pembelajarannya melalui system belajar dan mengajar dari rumah. Saat itu pada pertengahan bulam Maret 2020 masih berlangsung pembelajaran siswa pada semester dua di akhir tahun ajaran.
“ Horreeee…. Sekolah liburrr….” Teriak beberapa
muridku dikelas sesaat setelah aku mengumumkan bahwa mulai besok mereka akan
belajar di rumah.
“ Anak-anak yang hebat…..belajar di rumah bukan
berarti libur dan boleh rekreasi, tetapi kita mengikuti aturan pemerintah untuk
mematuhi protocol kesehatan dan memutus mata rantai penularan virus covid-19.”
Aku berusaha memberikan penjelasan kepada mereka.
Keesokan
harinya dengan terpaksa semua pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah
dengan tatap muka secara langsung serentak dihentikan dan digantikan dengan
system pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan)
untuk memutus mata rantai penularan virus covid-19 pada cluster sekolah
dikarenakan sudah ada beberapa tenaga pendidik dan juga siswa yang terpapar
virus. Dengan situasi yang seperti itu, aku berusaha menjalin kerjasama dengan
pihak orang tua siswa agar ikut mendampingi putra putrinya dalam melaksanakan
proses pembelajaran dari rumah. Sejak diberlakukannya system pembelajaran
daring atau kegiatan belajar dari rumah dan mengajar dari rumah aku berusaha
keras untuk berfikir bagaimana caranya agar materi pelajaran tetap bias
kuberikan pada siswa meskipun tidak melalui tatap muka secara langsung.
Dampak
yang luar biasa dari pandemic yang terjadi adalah beberapa orang tua siswa dari
kelasku mengalami PHK atau pengurangan karyawan dari tempat kerjanya, hal ini
sempat membuat semangat belajar anak-anak menjadi lemah.
“ Bu guru, saya tidak bisa membeli buku untuk
belajar karena ayah saya di PHK.” Keluh salah satu muridku memalui chat di
whatsapp grup.
“ Iya nak, tidak apa-apa.” Jawabku singkat
Ya Tuhan….kasihan sekali muriku ini. Tetapi apa
yang mau dikata karena semua lapisan masyarakat merasakan dampak yang luar
biasa dalam ekonomi akibat pandemic ini. Sebagian dari muridku banyak yang
berkeluh kesah, akhirnya aku berusaha
untuk mengemas materi sebaik mungkin dan penyampaiannya tidak
memberatkan siswa juga orang tuanya yaitu dengan menggunakan office 365 yang ku
kemas dengan menarik dan selalu ku sisipi dengan gambar-gambar yang lucu serta
video pembelajaran yang mendukung materi yang akan aku sampaikan pada siswa.
Semua materi dalam kemasan office 365 tersebut kuberikan pada muridku melalui
grup whatsapp dan seringkali juga aku mengadakan tatap muka secara virtual
dengan mereka menggunakan forum messenger dari whatsapp.
“ Assalamualaikum anak-anak semuanya, bagaimana
kabar kalian hari ini?” aku mengawali perjumpaanku dengan muridku dalam kelas
mayaku.
“ Waalaikusalam bu guru…..” Jawab mereka
serentak.
“ Saya sehat bu…..” Sahut yang lain.
Sungguh luar biasa semangat anak-anak saat aku
mengajak mereka untuk melakukan tatap muka secara virtual, satu persatu dari
mereka menceritakan bagaimana keadaannya selama belajar di rumah. Hari demi
hari aku berjumpa dengan siswa di dunia maya, saling menyapa di lewat maya,
mengajar untuk menyampaikan materi pada siswa lewat dunia maya. Sampai ada
salah seroang siswa yang memanggilku dengan Bu Guru Maya karena secara 24 jam
aku selalu menjawab pertanyaan dari siswaku yang merasa kesulitan dalam
belajarnya melalui grup whatsapp. Karena keterbatasan kami tidak bisa bertatap
muka seperti keadaan normal dahulu maka aku berusaha semampuku untuk selalu
merespon apapun dari murid-muridku dalam komunitas grup whatsapp yang di dalam
grup tersebut ada siswa dan ada juga orang tua siswa yang ikut gabung memantau
anak-anaknya dalam pembelajaran maya ku. Mereka sangat bahagia dengan materi
yang kusampaikan karena selalu ada video dan gambar-gambar yang menyenangkan di
sela-sela materi. Anak-anak juga bercerita selain belajar dari rumah, mereka
juga bisa belajar membantu orang tuanya. Pertemuanku dengan murid-murid melalui
tatap muka di kelas maya ini membawa dampak positif bagi mereka dan juga bagi diriku sendiri
khususnya. Dengan mengikuti perubahan zaman dan tuntutan perubahan pola
pembelajaran yang memanfaatkan media social serta media elektronik maka mau
tidak mau aku harus banyak belajar lebih kreatif memanfaatkan semua media
tersebut sebagai sarana dan prasarana pembelajaran. Murid-muridku pun merasa
sangat senang dan termotivasi untuk lebih giat belajar menggunakan media social
dan media elektronik apalagi zaman mereka dilahirkan di zaman modern yang sudah
sebagian besar banyak yang sudah mengenal gawai. Berjumpa dalam maya seperti
yang telah kulakukan dengan muridku membuat rasa rindu mereka bisa terobati
untuk bisa saling menyapa dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu muka
dan sudah lama pula tidak bisa bermain bersama.
Aku
berusaha menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai dengan materi
pelajaran di kelas tetapi dengan tetap memahami dan menyesuaikan dengan kondisi
masing-masing siswa dan keadaan keluarganya agar mereka tidak merasa keberatan
karena sebagian besar anak-anak menggunakan handphone orangtuanya untuk
mengikuti pelajaran yang kuberikan tetapi mereka hanya dapat mengikuti
pelajaran di malam hari menunggu sampai orang tuanya pulang dari tempat kerja.
“ Bu…..maaf saya baru membaca materi dari bu
guru karena menunggu handphone yang dibawa ayah saya bekerja.” Chat dari
muridku.
“ Iya bu guru, saya juga baru belajar malam.”
Sahut murid yang lain dalam obrolan whatsapp grup.
“ Maaf bu guru, saya baru mengerjakan tugas
yang kemarin lusa karena paketan internetnya habis.” Keluh kesah dari murid
yang lainnya.
“ Iya sayang, tidak apa-apa asalkan kalian tetap
berada di rumah dan tetap semangat belajar ya…” jawabku untuk menyemangati
mereka.
“ Alhamdulillah bu, saya di rumah saja.” Ucap
salah satu muridku.
“ Iya bu, terimakasih.” Jawab yang lainnya.
“Terimakasih Bu Guru…….. meski di rumah kami
bisa tetap belajar dan bertemu teman juga bu guru lewat maya, terimakasih Bu
Guru Maya…….kami sayang bu guru….” Ucap Citra, murid yang selalu aktif dalam
pembelajaran maya.
Besar harapan dan doa agar pandemic ini segera
berakhir sehingga aktifitas pembelajaran kembali berjalan dengan normal di
sekolah.
Seperti
hal nya mereka muridku yang belajar dari rumah, akupun juga melakukan aktifitas
mengajar dari rumah.
Dengan mengajar dari rumah aku pun tetap
melakukan peranku untuk mendampingi anak-anakku juga belajar dari rumah.
Sungguh luar biasa di tahun ini, semoga bumiku segera sehat kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar